Kamis, 10 Maret 2011

My Vacation On Balikpapan City With MJ-A 07

Pagi itu begitu indah sebelum hujan mengguyur kota Samarinda, kota dimana kami mencoba membesarkan nama kami sebagai seorang Sarjana Profesional. Karena tanggung jawab dan tuntutan untuk menjadi orang yang berguna, setidaknya bagi diri kami sendiri agar tidak merepotkan orang lain. Perjuangan demi perjuangan telah ku lewati bersama MJ-A 07.
Aku masih ingat salah satu perjuangan yang kami lakukan, kami berjuang dalam pertarungan hidup dan mati, kami saling tolong menolong, bahu membahu dan saling bergantian mengisi posisi untuk memenangkan pertarungan itu. Kami kelelahan dan kehabisan suplay makanan, karena kami tidak sempat untuk membawanya saat kondisi seperti itu. Namun kami tetap berjuang dan perlawanan kami cukup merepotkan musuh kami. Hanya faktor keberuntunganlah yang membuat musuh kami memenangkan pertempuran di lapangan itu dan skor berakhir 1-0. Ya benar sekali, kami mengikuti kejuaraan futsal se-FEkon Universitas Mulawarman Samarinda. Ya benar saja kami tidak sempat membawa suplay makanan pada saat pertandingan.
Kami melakukan futsal sebagai sarana refreshing dan sebagai pola yang sehat untuk menghilangkan stres yang kami dapatkan dari berbagai tugas dan tekanan dosen, kami pun biasa pergi menyanyi di beberapa tempat. Semua kegiatan kami terjamin sangat jauh dari nilai-nilai yang terlarang, semua bersifat menyehatkan untuk badan meskipun kadang-kadang tidak sehat untuk kantong kami.
Kali ini aku mencoba menceritakan kembali kenangan yang ku dapatkan di kota Balikpapan. Jam 7 saat hujan mengguyur Samarinda, kami telah bersiap-siap di sebuah rumah kontrakan anggota MJ-A 07 berinisial FN, kami menunggu menunggu satu orang teman kami yang belum datang dan minibus yang sudah kami sewa untuk perjalanan sehari penuh. Beberapa menit kemudian datanglah minibus yang kami tunggu, namun celakanya teman kami yang belum datang, maka kami memutuskan untuk menunggunya 30 menit lagi, tapi sayang SA tidak juga menunjukkan batang hidungnya, dengan berat hati kami meninggalkannya.

Separuh jalan dari perjalanan kami masih dihiasai dengan basahnya aspal dan dinginnya hujan, namun setelah itu cuaca yang bersahabat menunggu kami di kota tujuan kami Balikpapan. Sebelum sampai ke tujuan kami singgah di tengah Bukit Soeharto untuk memenuhi panggilan alam dan mengistirahatkan teman kami yang sedang mabuk perjalanan. Uniknya, saat kami akan melanjutkan perjalanan minibus yang kami pakai mogok dan kami diminta pak supir untuk mendorong minibus, dengan tenaga penuh aku mendorong tapi ada temanku malah mendorong dengan satu jari, aku pun bingung harus berkata apa, sungguh kuat sekali dia atau apalah... yang penting minibus itu kembali melakukan tugasnya untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan kami dan mengembalikan kami ke tempat awal kami berangkat.
Tujuan pertama kami adalah penangkaran buaya di daerah Teritip, ini sungguh pengalaman yang aneh, karena semua buaya di minibus selain aku, malah mengunjungi saudaranya di penangkaran, kami berfoto dengan buaya, gajah, monyet, orang utan, ular dan kawan-kawanya. Di penangkaran buaya ada orang yang memegang buaya kecil yang mulutnya sudah diamankan dengan lakban, kalau kita mau berfoto dengan buaya itu dengan camera sendiri dikenakan biaya Rp. 5.000, tapi kalau langsung jadi, harga fotonya 10-15 ribu rupiah tergantung besar-kecilnya. Waktu itu kami menolak tawaran itu, karena tidak seru karena tidak terlalu menantang, buayanya sudah kecil, mulutnya tertutup pula, bisa-bisa dianggap berfoto dengan buaya mainan. Aku lebih senang berfoto dengan buaya-buaya yang ganas seperti teman-temanku.
 
Kami melanjutkan ke bangunan tua yang unik, seperti rumah panggung yang besar dan kembali menunjukkan bakat-bakat model yang terpendam. Beberapa jam kami berkeliling, perutku pun menjadi berteriak minta diisi, kami kembali ke minibus dan mengambil makanan yang sudah ku siapkan sebelum berangkat.
Tujuan kami berikutnya adalah pantai Lamaru, kami sampai sekitar jam setengah 2 siang, di pantai jumlah kami bertambah karena memang ada teman kami yang tinggal dan kerja di Balikpapan. Sambil mencari tempat yang enak untuk bersantai kami memesan minuman khas pantai yaitu kelapa muda, menikmati pemandangan dan sekalian cuci mata. Di pantai kami isi dengan bermain bola, kami sengaja membawa bola untuk latihan menghadapi turnamen musim panas. Untuk pertama kalinya aku naik banana boot, bukan berarti katrok tapi menurutku itu cuma buang-buang uang, anehnya setelah jatuh dari banana boot baru aku tau menariknya ikut banana boot, yaitu pada saat jatuh.
Setelah itu kami berenang dengan menyewa 1 buah ban untuk digunakan 6 orang bersama-sama, kroyokanlah pokoknya. Ternyata ada beberapa orang yang tidak bisa renang, tapi ban yang kami gunakan terus terbawa ke arus laut yang ganas dalam dan berbahaya karena merupakan sarang hiu putih, untungnya itu hanya kebohongan belaka. Kemudian agenda dilanjutkan dengan berjalan menelusuri area pantai yang panjang sambil narsis abis di tempat yang dirasa cukup bagus, bermacam-macam pose muncul, mulai dari yang hancur sampai hancur lagi. Anda bisa lihat wajah-wajah yang bahagia pada gambar-gambar ini

Akhirnya sore menyelimuti pantai dan kami pun segera mandi membersihkan badan, pada saat mandi juga terjadi hal-hal yang diinginkan, satu kamar mandi diisi 2 orang, untungnya aku nggak ikutan, tapi celakanya aku lupa beli sabun, untungnya ada sabun anak-anak yang ketinggalan, sehingga dipergunakan sebagaimana mestinya. Waktu mandi yang panjang karena harus antri kemudian kami membereskan pantai, eh bukan maksudnya membereskan barang bawaan masing-masinguntuk siap-siap pulang. Acara penutupan berlangsung khidmat, karena semuanya sudah merasa LELAH BGT.
Tidak banyak yang bisa ku katakan dan ku tulis disini selain keterbatasan ingatan juga keterbatasan kemampuanku sendiri, tapi waktu itu adalah yang waktu yang menyenangkan.
"I hope we can do it again in another chance"

Special thanks to MJ-A 07's members

Best Regard


Ikhwanushalihin, MM




    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar