Kamis, 20 Januari 2011

Wanita yang ku taksir itu bernama April

Berawal dari pembagian peserta Coop yang diadakan oleh perusahaan Total. Ini adalah program ke-16, jadi dari 250 orang pendaftar dan Total hanya merima hanya 20 orang setiap tahunnya. Kami 20 orang yang diterima di Total terdiri dari 11 laki-laki dan sisanya perempuan. Pertama kali pengarahan untuk mahasiswa yang diterima, disitulah aku melihat dia.

Wanita bertubuh mungil itu bernama April. April duduk di depanku, kebetulan saat itu formasi kami berbentuk lingkaran. Benar saja kata orang, seperti kucing melihat ikan reflek aku curi pandang ke dia, sebentar-sebentar melirik ke arahnya, sampai kemudian hp-ku bergetar, karena mau mengadakan liburan kelas Manajemen 07 A, jadi ku sudahi dulu main kucing-kucingan.

Diseberang telpon ada Viranda (anggota manajemen 07 A) yang menanyakan tindak lanjut tentang rencana liburan, follow up sebentar lalu kembali melanjutkan rapat peserta Coop. Kursi yang tadi ku gunakan ternyata telah diisi oleh teman sekelompokku, jadi terpaksa pindah ke kursi yang lain, malangnya hanya ada satu kursi kosong yang tersisa dan kebetulan yang kosong itu tepat berada di sebelah April, langsung tanpa basa-basi aku duduk disitu.

Untuk memulai percakapan, ku coba menanyakan apa saja yang sudah dibahas selama aku menerima telpon tadi, kemudian mencoba menanyakan hal-hal yang sudah ku ketahui dari tadi, seperti masalah transportasi, tempat tinggal dan lain sebagainya. Tapi dari rapat-rapat yang kami diadakan hingga berangkat ke TKP belum juga aku berani untuk meminta nomor hp-nya.

Hari pertama di Total, belum jelas apa yang dilakukan. Waktu pengarahan pun tiba, setelah selesai akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk ngobrol lagi dengan April, karena kebetulan dia yang negur duluan, tak ada yang spesial dalam percakapan tapi melihat senyumannya membuat tenang hatiku.

Pembagian Divisi ini akan membuatku jarang untuk bisa bertemu lagi dengan April, mengetahui hal buruk itu akan terjadi segera ku ambil langkah antisipatif, langsung ku minta no hp-nya yang sebenarnya sudah ku hafal beberapa waktu sebelumnya, tapi formalitas tetap diperlukan dalam proses "pedekate".

Sore hari jam setengah 6, kami pulang masing-masing karena beda divisi tadi, akhirnya ku coba untuk sms April, sekedar untuk menanyakan apakah dia sudah pulang atau belum, dan balasan dari doi pun ditunggu dengan harapan kalau dia belum pulang, supaya bisa pulang bareng.

Hp ku pun bergetar kembali, dengan harapan sms itu dari April, ku baca pesan itu, tertulis disana "Bagi teman2 coop untuk segera menyerahkan bukti pembayaran Medical Check Up (MCU)... dan seterusnya". Harapan berujung kekecewaan, namun 5 menit kemudian ada pesan masuk lagi, dan kali ini harapan menjadi kenyataan, benar saja pesan itu dari April, tapi sayang isi pesannya menyatakan bahwa dia sudah pulang dan sekarang berada dirumah.

Kekecewaan terjadi lagi, namun otak terus berputar, dan kemudian hanya dalam sedetik kemudian ku kirim pesan untuk minta alamat akun fb April. Sms balasan yang ku tunggu berbuah hasil dalam waktu 2 hari dan aku bisa melihat dan bercerita dengannya lewat fb.

Kekecewaan demi kekecewan terus bermunculan, terutama setelah ku lihat akun fb April. Awalnya foto profilnya cukup menarik dengan gambar seorang wanita muda yang bermain dengan seorang bayi. Rasa kagumku pun bertambah, muncul di pikiranku bahwa dia adalah orang yang penyayang, terutama terhadap anak kecil. Ku lihat semua  fotonya di fb, makin lama ku lihat, makin berkerut keningku dibuatnya, karena banyak yang menuliskan komentar tentang anak itu, April pun terlihat senang dengan keberadaan si bayi tersebut dengan membalas komentar-komentar itu. dirikupun bertanya "Siapakah gerangan si bayi ini dan punya hubungan apa dengan April, mungkinkah dia anaknya, tapi umurnya mungkin 2 tahun lebih muda dariku?". Pertanyaan-pertanyaan itu muncul terus-menerus hingga membuatku sulit untuk berpikir. 

Pada esok hari seusai kerja, kebetulan mahasiswa coop lagi mengadakan kumpul bareng dengan mahasiswa coop sebelumnya, kami janjian berkumpul di Lapangan Merdeka Balikpapan. April sampai di Lokasi beberapa menit sebelum kedatanganku, Saat itu aku melihatnya, dia tampak sangat dewasa, seketika itu juga aku merasa senang sekaligus merasa was-was. Karena acara belum juga dimulai, aku duduk di samping parkiran dimana saja yang membuatku merasa nyaman daripada mernunggu sambil berdiri. Tiba-tiba April duduk disampingku, karena memang itu yang ku tawarkan padanya, awalnya dia menolak, tapi karena kasihan, kutawari lagi untuk duduk dan dia menerima ajakanku. 

Saat-saat inilah yang biasanya yang membuat seorang insan merasakan kebahagiaan, saat dimana orang yang disukainya berada di dekatnya, tapi sayang hal itu tidak terjadi padaku. Ku lihat sebuah cincin di salah satu jarinya dan ingin memastikan bahwa itu bukan cincin dari seseorang yang telah memiliki dirinya. Aku mencoba membuka percakapan langsung pada point-nya, "Di fb-mu tu anak siapa?" spontan dia menjawab "Ya anakku lah". GUBRAK..!! Hatiku serasa tersambar petir entah darimana asalnya, tapi harapan yang tinggi ingin memastikan bahwa dia cuma bercanda, lalu ku tanya tentang nama anaknya dan kemudian suaminya dan dia menjawab semuanya tanpa ada rasa dan sikap yang ditutup-tutupi.

Saat itu aku sadar bahwa sudah ada tembok pemisah antara kami yang takkan bisa aku lewati. Aku berpikir untuk meyakinkan diriku untuk tidak perlu memikirkan hal ini, karena memang dia bukan jodohku. Kini aku tahu hubungan teman dengannya akan lebih bagus untuk semuanya, termasuk tugas yang sekarang ku emban sebagai mahasiswa coop.




  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar